Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek yang bernilai seni.
Kerajinan batik adalah salah satu karya seni kriya. Dan juga merupakan salah satu identitas dan kebangaan bangsa indonesia. Oleh karena itu, sebagai pemilik identitas tersebut sudah seharusnya mengetahui seluk beluk dari kerajinan batik itu sendiri. Dengan demikian, sebagai pemilik kita tidak boleh dilangkahi oleh pendatang. Maka dari itu, mari kita mencoba mengenal bagaimana cara membuat batik. Berikut langkah-langkah untuk membuat batik :
1. Siapkan alat dan bahan untuk membaik seperti : kain mori sesuai kebutuhan yang telah deketel ( proses menghasilkan kanji pada kain dengan cara diuleni dalam larutan minyak kacang) dan canting.
2. Gambar desain diatas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam istilah perbatikan tahap ini disebut nglengreng.
3. Panaskan lilin/malem diatas wadah hingga mencair sempurna. Suhu maksimal lilin/malem sekitar 80 derajat celcius. Jadi, harus berhati-hati saat menggunakannya.
4. Perhatikan posisi duduk saat membatik. Duduklah dengan posisi tungku/kompor batik berada disebelah kanan (kecuali kidal) untuk memudahkan mengambil malem dan menggoreskannya ke atas kain mori.
5. Celupkan canting kedalam wajan yang terisi oleh malem selama sekitar 3 detik sebagai penyesuaian suhu pada canting.
6. Mulailah menggoreskan canting keatas kain yang telah dilengreng (dipola) dengan menggoreskan dari kiri ke kanan sama halnya dengan menulis latin. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan goresan yang baik dan halus .
7. Isilah bagian bagian pola yang kosong dengan ornamen" seperti garis" arsiran maupun titik". Misalnya pada gambar daun mestinya memiliki tulang daun, maka daun tersebut akan diisi garis sesuai dengan kebutuhan. Tahap ini biasa disebut dengan istilah isen".
8. Tahap nembok artinya mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna. Namun, tahap ini dilakukan apabila dibutuhkan warna awalnya.
9. Tahap pencelupan warna. Biasanya menggunakan pewarna sintesis napthol dan indigosol. Diperlukan beberapa kali celupan untuk memunculkan warnanya.
10. Tiriskan kain yang telah dicelup dan diamkan agar warnanya dapat meresap dengan maksimal pada serat kain.
11. Rebus kain dalam air mendidih 100 derajat celcius untuk melirihkan lilin/malem yang menempel pada kain untuk memunculkan motif yang telah didisain. Tahap merebus ini disebut nglorod.
12. Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lilin/malem yang masih menempel. Kemudian, jemurlah dengan angin" dan hindari panas sinar matahari langsung.
Dengan mengetahui dan bahkan mencoba untuk membatik, hal tersebut termasuk upaya kita untuk melestarikan kebudayaan yang telah menjadi identitas bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar